
'...Sejarah akan meninggikan mereka yang memang layak dimuliakan dan sejarah juga akan menghitamkan mereka yang layak dijatuhkan - NS'
Maka dijawablah kalau nama cucunya adalah Muhammad. Orang-orang kembali bertanya mengapa dinamakan Muhammad. Sebuah nama yang terdengar asing di telinga masyarakat Arab pada saat itu. Karena tidak seorang pun dari nenek moyang dan bangsa Arab yang sebelumnya menggunakan nama itu.
Dalam kurun waktu dua puluh tiga tahun, beliau telah berhasil melakukan empat pekerjaan besar dan elementary meskipun banyak aral melintang dan problema yang kisah nabi muhammad isra miraj melilit.
Khadijah binti Khuwailid yang merupakan seorang janda dan saudagar kaya raya tertarik untuk mempekerjakan beliau.
Ibu susuan Rasulullah dapat menyusui kembali, padahal air susunya telah dinyatakan kering sebelumnya.
Setelah kembali dari perjalanan dagang, berkat kejujuran dan karakternya yang baik, Nabi Muhammad diangkat sebagai pemimpin kafilah dagang tersebut.
Hanya dengan keadaan sederhana tersebut, Nabi Muhammad observed dapat berkembang dan tumbuh dengan baik sehingga membentuk karakter dan jiwanya bersama pamannya.
Pada usia 25 tahun, Nabi mulai menjalin bisnis besar layaknya kerja sama dengan wanita kaya raya. Wanita tersebut bernama Siti Khadijah sehingga bisa dibilang bahwa perkenalan mereka melalui dunia perniagaan.
مَا كَانَ مُحَمَّدٌ اَبَآ اَحَدٍ مِّنْ رِّجَالِكُمْ وَلٰكِنْ رَّسُوْلَ اللّٰهِ وَخَاتَمَ النَّبِيّٖنَۗ وَكَانَ اللّٰهُ بِكُلِّ شَيْءٍ عَلِيْمًا ࣖ
Bagi umat muslim, kisah Nabi Muhammad memiliki nilai yang sangat penting sebagai pedoman hidup. Tidak hanya sebagai cerita, kisahnya juga dapat dijadikan teladan dalam kehidupan sehari-hari karena nabi memiliki banyak sifat baik yang bisa diikuti.
Batang kayu yang menjadi tempat biasa Nabi Muhammad berkhotbah terdengar menangis. Orang-orang terdahulu mendengarnya bagaikan unta sedang melahirkan sehingga terasa sangat menyakitkan. Rasulullah pun datang menghampirinya untuk meletakkan tangan kemudian terdiam.
Beliau memaafkan seluruh kriminalitas dan kejahatan yang pernah mereka lakukan seraya mengucapkan sabda beliau yang spektakuler: “Pergilah! Kalian bebas.”
Penyiksaan yang dialami hampir seluruh pemeluk Islam selama periode ini mendorong lahirnya gagasan untuk berhijrah (pindah) ke Habsyah (sekarang Ethiopia). Negus atau raja Habsyah, seorang Kristen yang adil, memperbolehkan orang-orang Islam berhijrah ke negaranya dan melindungi mereka dari tekanan penguasa di Mekkah.
Rasulullah noticed melaksanakan haji pertama dan terakhir yang dikenal sebagai haji Wada pada tahun ten H. Beliau juga menyampaikan khutbah terakhirnya pada haji itu.